Kindred
Pertempuran ini kacau balau seperti pesta yang baru saja mereka gelar. Seperti lezatnya kehidupan, banyak yang harus berakhir, dan banyak yang harus diburu! Serigala menghadap ke arah salju sementara Sang Domba berdansa dengan dari tepian pedang ke ujung tombak, perburuan berdarahnya tidak pernah mampu mengotori jubah pucatnya.
“Terdapat keberanian dari balik rasa sakit ini, Serigala. Banyak yang akan senang bertemu dengan kematian mereka.” Dia menarik panahnya dan melepaskannya dengan lembut.
Nafas
terakhir dari prajurit tersebut disambut dengan perisai yang compang-camping
beserta kapak besarnya. Satu anak panah putih melesat cepat masuk menembus
jantungnya.
“Keberanian
mereka membuatku bosan” sosok Serigala hitam di belakang menggerutu sambil
mencari mangsa lagi ke arah wilayah yang dihujani salju itu. “Aku sangat lapar
dan ingin berburu.”
“Bersabarlah”
Sang Domba berbisik lembut. Sesaat setelah kata-kata tersebut hilang, Serigala
merasakan sesuatu. “Aku mencium ketakutan” katanya, tubuhnya bergetar
kegirangan.
Di seberang sana, terdapat sosok
anak yang terlalu muda untuk berperang, dia bergetar dengan pedang di
tangannya. Kindred mulai menandainya.
“Aku
menginginkannya. Apakah dia menyadari kehadiran kita, Domba?”
“Ya, tapi dia tetap harus memilih. Memberi makan Serigala, atau menyerah kepadaku.”
“Apakah mereka akan
kembali?” Tanya Serigala
“Mereka yang kembali,
berharap tidak pernah melakukannya lagi” Sang Domba menjawab pertanyaan Serigala dengan suara lembut
-Kindred
Komentar
Posting Komentar